Serangan militer Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir Iran memicu kekhawatiran global yang semakin meluas. Aksi tersebut bukan hanya meningkatkan tensi geopolitik, tetapi juga mengundang kecemasan akan potensi bencana radiasi. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) segera menyampaikan pernyataan resmi yang menyoroti ancaman serius bagi kesehatan dan keselamatan sipil.
Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, secara terbuka mengecam tindakan sepihak tersebut dan meminta semua pihak menahan diri. Ia menegaskan bahwa serangan ke fasilitas nuklir bukan hanya melanggar prinsip keamanan internasional, tetapi juga berisiko melepaskan radiasi berbahaya yang dapat mencemari lingkungan dan mengancam nyawa manusia.
Lembaga Energi Atom Internasional (IAEA) juga mengirimkan tim pengamat ke kawasan untuk menilai kerusakan dan mengukur tingkat kebocoran radiasi, jika ada. Mereka spaceman memprioritaskan keselamatan warga sipil di wilayah sekitar fasilitas dan mendesak Iran serta AS untuk bekerja sama membuka akses pengawasan.
Di sisi lain, negara-negara seperti Rusia, China, dan Jerman menyatakan keprihatinan mendalam terhadap eskalasi ini. Mereka mendesak deeskalasi konflik dan mengimbau solusi damai melalui jalur diplomasi.
Masyarakat internasional kini menghadapi dilema besar. Jika serangan ini memicu kerusakan reaktor, dunia bisa mengalami bencana nuklir yang berdampak lintas batas negara. PBB pun mengingatkan kembali pentingnya menjaga fasilitas nuklir dari tindakan militer, demi melindungi generasi masa depan.
Dengan situasi yang terus berkembang, komunitas global menanti langkah selanjutnya dari kedua negara, sambil mengawasi risiko kemanusiaan dan lingkungan yang bisa memburuk sewaktu-waktu.